Syalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Renungan hari ini adalah “Proses Perjalanan Hidup Kekristenan Yang Benar”.
Saudaraku, sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa untuk menjadi manusia baru di dalam Tuhan, itu berarti kita harus melewati sebuah proses terlebih dahulu yaitu, proses kematian manusia lama, dan ini merupakan proses perjalanan hidup kekristenan yang benar.
Proses kematian manusia lama yang saya maksudkan disini adalah, sebuah proses dimana setiap kita sebagai orang percaya harus menanggalkan semua kebiasaan atau cara hidup kita yang lama, yaitu cara hidup yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, dan mulai mengenakan cara hidup yang baru yaitu mengikuti cara hidupnya Tuhan Yesus, mulai dari pola pikir, perkataan, sikap, perbuatan, serta semua filosofi hidup, harus sama seperti Tuhan Yesus.
Tentu hal ini merupakan perjuangan yang sangat berat, dan tidak mudah, sebab tidak gampang untuk bisa merubah diri, dari berbagai kebiasaan hidup yang selama ini kita anggap wajar, padahal hal itu tidak wajar dihadapan Tuhan, atau dapat dikatakan tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Jadi sebagai orang percaya, proses kematian manusia lama ini tidak dapat dihindari oleh siapapun, jika kita ingin dilahirkan kembali sebagai manusia baru, terkecuali kalau kita tidak ingin dilahirkan kembali sebagai manusia baru, dan bila kita tidak ingin dilahirkan kembali sebagai manusia baru di dalam Kristus, itu artinya pada akhirnya kita tidak akan dapat dibangkitkan di dalam Kristus.
Yang perlu kita pahami dengan benar adalah, tidak akan ada kelahiran baru tanpa kematian manusia lama. Hal ini saya katakan, karena orang yang ada di dalam Kristus, itu adalah ciptaan baru. Inilah yang firman Tuhan katakan didalam;
Proses Perjalanan Hidup Kekristenan Yang Benar
Renungan Harian | Proses Perjalanan Hidup Kekristenan Yang Benar | renunganhariini.com
II Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Ciptaan baru, artinya diciptakan kembali melalui proses kelahiran baru di dalam Kristus, supaya pada akhirnya bisa menjadi anak-anak Allah yang berkenan.
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Yang harus diperhatikan disini adalah untuk menjadi anak-anak Allah itu bukan secara otomatis akan terjadi dengan sendirinya, tetapi perlu proses. Itulah yang dikatakan tadi ada proses kematian terhadap manusia lama, dan tentu ini memerlukan perjuangan yang berat.
Jadi jangan pernah menganggap akan hal ini sebagai hal yang mudah dalam kehidupan orang percaya, sehingga tidak perlu diperjuangkan. Justru beratnya perjuangan hidup orang percaya itu terletak pada hal yang satu ini. Dan hal inilah yang harus kita anggap sebagai persoalan serius yang harus kita perjuangkan, karena hal ini menjadi awal dari proses kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan kekal, dan perjuangan yang berat untuk hal yang satu ini merupakan bagian dari meresponi anugerah Tuhan, yang membuat kita dilahirkan kembali oleh Allah sebagai ciptaan yang baru, lewat pengorbanan Kristus.
Hal ini harus dilihat sebagai sebuah panggilan bagi kita sebagai orang percaya. Dengan kata lain, ini adalah panggilan untuk mati sebelum mati, artinya kita harus mematikan terlebih dahulu manusia lama kita, lalu hidup didalam manusia baru yaitu hidup sama seperti Kristus, sebelum pada akhirnya kita mengalami kematian yang sesungguhnya, hal ini bertujuan supaya dibalik kematian yang sesungguhnya itulah kita dibangkitkan di dalam Kristus. Firman Tuhan katakan dalam;
Filipi 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Perhatikan kata serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, ini menunjuk kepada kehidupan yang ditujukan hanya kepada kepentingan Kerajaan Allah, jadi saat kita hidup sebagai manusia baru di dalam Kristus, maka kita tidak boleh lagi memandang kepada kepentingan diri sendri, tetapi seluruh gerak hidup kita seharusnya untuk kepentingan Kerajaan Allah. Disinilah letak beratnya perjuangan hidup sebagai orang percaya.
Sekarang kalau kita harus jujur, selama ini kita hidup sebagai orang percaya, lebih banyak kepentingan mana yang kita utamakan?, apakah kepentingan Kerajaan Allah, atau kepentingan diri sendiri?. Karena pada kenyataannya masih banyak diantara kita yang hidup lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi kita menganggapnya sebagai sebuah hal yang wajar.
Saudaraku, kata kematian dalam ayat ini (Filipi 3:10) sama dengan kata mati yang dipakai dalam kolose 3:3, yang menyatakan bahwa kita telah mati.
Kolose 3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Kata mati disini adalah, mati terhadap keinginan diri atau sama juga dengan mati terhadap kehendak diri sendiri. Tentu dalam hal ini adalah semua keinginan dan kehendak diri, yang bertentangan dengan kehendak Allah, karena apapun kehendak diri sendiri, atau apapun yang kita buat bertentangan dengan kehendak Allah, atau yang tidak sesuai dengan selera Allah, itu sama dengan dosa, dan dosa yang dimaksudkan disini adalah meleset (Yun. “hamartia”), atau tidak tepat sesuai dengan yang Allah kehendaki.
Kata mati yang dipakai dalam Kolose 3:3 ini, dalam teks aslinya memakai kata (Thanatos) kata ini hendak menunjukan terpisahnya tubuh dari roh. Maksudnya, setelah kita menjadi anak Tuhan maka tujuan hidup kita menjadi berbeda dengan anak-anak dunia. Itulah sebabnya kita harus memisahkan diri kita dari dunia ini dengan segala keinginannya. (Roma 12:2).
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ingat pengertian kata “mati” (Thanatos), yaitu menunjuk kepada terpisahnya tubuh dari roh, artinya tubuh yang kita hidupi adalah tubuh dosa yang penuh dengan berbagai keinginan daging, namun setelah kita mati bersama Kristus, hidup kita sudah tidak boleh lagi mengikuti keinginan daging yang menguasai tubuh kita, tetapi sekarang kita harus hidup di dalam pimpinan Roh, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Allah, jika kita ingin benar-benar menjadi anak-anak Allah. Firman Tuhan katakan di dalam;
Roma 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Perhatikan dalam ayat ini kita temukan juga ada kata “mati” yang di buat dalam kalimat “kamu akan mati” akan tetapi kalimat “kamu akan mati” dalam ayat ini menujuk kepada hukuman Allah atas dosa. Jadi kematian yang dimaksudkan disini adalah, kematian tanpa harapan akan adanya kehidupan baru dekat dengan Tuhan atau bersama dengan Tuhan di dalam KerajaanNya, dan kematian ini terjadi akibat hidup menurut keinginan daging.
Lalu pada ayat selanjutnya dikatakan “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah” artinya untuk menjadi anak-anak Allah yang akan menerima kehidupan kekal pada akhirnya, maka kita harus mematikan manusia lama kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan memberi diri hidup dalam pimpinan Roh Allah, supaya kita hidup menuruti semua kehendak Allah, barulah kita bisa menjadi anak-anak Allah.
Jadi disinilah letak proses perjalanan hidup kekristenan yang benar itu. Oleh sebab itu kita harus mengerti dengan benar kalimat “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”.
Ada banyak orang tidak mengerti maksud dari kalimat firman Tuhan ini dengan benar. Mereka berpikir bahwa kalimat, kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah, itu artinya hidupnya sudah aman, sudah pasti selamat, lalu hidup bisa berbuat apa saja sesuai keinginan hati, atau bisa hidup mengikuti kehendak diri sendiri.
Padahal yang dimaksudkan “kamu telah mati” dalam ayat ini adalah, kita harus rela kehilangan seluruh gaya hidup atau cara hidup kita, yang selama ini kita anggap itu wajar, namun sesungguhnya hal itu merupakan cara-cara hidup dunia yang sebenarnya tidak berkenan dihadapan Allah. Kita harus melepaskan diri dari semua cara hidup yang lama tersebut dan mulai untuk mengenakan cara hidup yang baru yaitu hidup sama seperti Kristus hidup.
Tentu untuk hidup sama seperti Kristus hidup itu bukan proses yang bisa berlangsung dalam sehari, sebab proses ini merupakan proses pembaharuan pikiran, dan ini adalah proses yang panjang, dan proses ini adalah proses pemisahan antara tubuh dan roh, dimana tidak akan terjadi secara instan, karena hanya firman Tuhan yang sanggup memisahkan. Itulah kenapa firman Tuhan katakan di dalam;
Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Kalu kita tahu sekarang bahwa proses mematikan manusia lama kita bukanlah proses yang mudah, maka kita harus serius memperjuangkan hal yang satu ini sebelum terlambat. Proses untuk mematikan manusia lama ini adalah merupakan proses penyangkalan diri. Firman Tuhan katakan dalam;
Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Yang perlu kita perhatikan disini adalah kalimat “barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku” kehilangan nyawa yang dimaksudkan disini adalah, orang-orang yang rela kehilangan kesenangan hidup selama ia hidup di dunia ini, dan memberi diri untuk hidup dalam kelahiran baru, yaitu hidup seturut kehendak Allah, atau sesuai selera Allah, maka mereka akan memperoleh kehidupan yang baru yaitu kehidupan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kiranya kebenaran ini memberkati kita semua. Amin.